rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Kuau Raja, Sang Raja dengan Seratus Mata Maskot Provinsi Sumatera Barat yang Mulai Punah

Kuau Raja (Argusianus argus), pelari tangguh dengan suara meledak-ledak. Sumber: alamendah.org
Kuau Raja atau dalam nama ilmiahnya Argusianus argus adalah salah satu burung yang terdapat di dalam suku Phasianidae. Burung kuau besar (kuau raja) ditetapkan menjadi fauna identitas/maskot provinsi Sumatera Barat mendampingi pohon Andalas (Morus macroura) yang ditetapkan sebagai flora identitas. Sayangnya burung berukuran besar dan berbulu indah ini termasuk salah satu burung langka di Indonesia meskipun IUCN Redlist ‘hanya’ memasukkannya dalam kategori Near Threatened.

Kuau Raja mempunyai bulu berwarna coklat kemerahan dan kulit kepala berwarna biru.
Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 200cm. Di atas kepalanya terdapat jambul dan bulu tengkuk berwarna kehitaman. Burung jantan dewasa juga memiliki bulu sayap dan ekor yang sangat panjang, dihiasi dengan bintik-bintik besar menyerupai mata serangga atau oceli. 

Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, panjangnya sekitar 75cm, dengan jambul kepala berwarna kecoklatan. Bulu ekor dan sayap betina tidak sepanjang burung jantan, dan hanya dihiasi dengan sedikit oceli.

Meskipun sayapnya tampak kuat, jenis burung yang dapat digolongkan dalam satu suku dengan ayam bekisar ini tidak dapat terbang jauh. Bulu ekor burung ini umumnya berjumlah 12 lembar, sepasang di antaranya dapat tumbuh lebih panjang.

Kulit di sekitar kepala dan leher pada kuau jantan berwarna biru dan tidak ditumbuhi bulu. Pada bagian occipital (bagian belakang kepala) kuau betina mempunyai bulu jambul yang lembut. Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lubang hidung berwarna kehitaman. Iris mata berwarna merah. Warna kakinya kemerahan dan tidak mempunyai taji.

Suara burung kuau raja sangat keras sehingga dapat terdengar dari jarak lebih dari satu mil. Kicauan burung ini berbunyi “ku-wau”. Mungkin lantaran itu kemudian burung ini mendapatkan nama ‘kuau’. Suara kuau jantan mempunyai interval pengulangan yang pendek. Sedangkan kuau betina mempunyai suara pengulangan dengan interval semakin cepat dan terakhir suaranya panjang. Kuau juga dapat bersuara untuk menandakan adanya bahaya. Ciri suaranya pendek, tajam dan merupakan alunan yang parau.

Kuau raja hidup di permukaan tanah. Walaupun burung maskot Sumatera Barat mini bisa terbang jarak pendek, namun kemampuan mereka untuk berlari sangat baik. Selain itu, burung kuau raja memiliki penciuman dan pendengaran yang sangat tajam ini menjadikannya sukar ditangkap. Membuat sarang di permukaan tanah. Dan makanannya terdiri dari buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput, semut dan berbagai jenis serangga.

Salah satu yang unik adalah saat menjelang kawin. Seperti burung merak, Kuau jantan akan memamerkan tarian di depan kuau betina dengan mengembangkan bulu sayap dan ekor. Bulu ekor akan mengembang seperti kipas dengan dua bulu ekor terpanjang tegak menjulang di tengah-tengah ‘kipas raksasa’ tersebut. Perlahan-lahan ‘kipas raksasa’ tersebut ditarik ke depan sehingga tubuh, kepala dan kakinya tersembunyi di balik bulu. Kemudian kipas itu digetarkan sehingga menimbulkan suara gemerisik.


Sumber:
- Alamendah (dot) org
- Majalah SAINS Indonesia Edisi 24
- Wikipedia