rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Jenis-jenis gelar adat di Minangkabau

Terdapat tiga jenis gelar adat di Minangkabau, yang berbeda sifat, yang berhak memakai dan cara pengunaannya yakni Gala Mudo (Gelar muda), Gala Sako (Gelar pusaka kaum), Gala Sangsako (Gelar kehormatan).

1.Gala Mudo merupakan gelar yang diberikan kepada semua laki-laki Minang yang menginjak dewasa yang pemberiannya pada saat upacara pernikahan.

Yang berhak memberi gelar mudo adalah "mamak" atau paman dari kaum "marapulai" atau pengantin laki-laki, namun boleh juga dari kaum istrinya. Gelar ini sering dikaitkan dengan ciri, sifat dan status penerima.

2. Gala Sako merupakan gelar pusaka kaum yaitu gelar datuk, pangulu atau raja. Raja di Minangkabau disebut Pucuak Adat. Gala Sako adalah gelar turun temurun menurut garis ibu. Tidak boleh diberikan kepada orang yang bukan keturunan menurut adat Minangkabau.

3. Gala Sangsako merupakan gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang berjasa, berprestasi yang mengharumkan Minangkabau, agama Islam, bangsa dan negara serta bermanfaat bagi warga Minangkabau.

Yang berhak memberi gelar sangsako adalah limbago adat Pucuak Adat Kerajaan Pagaruyuang, Pucuak Adat Kerajaan sapiah balahan dan datuak/pangulu kaum.

Gala Sangsako hanya boleh dipakai si penerima penghargaan, tidak dapat diturunkan kepada anak atau keponakan. "Apabila yang menerima meninggal dunia, gala kembali kedalam aluang petibunian. Dalam istilah adat disebut sahabih kuciang sahabih ngeong artinya kalau kucingnya habis (mati) maka tidak akan mengeong lagi,"

Beberapa tokoh nasional yang sudah diberikan gelar sangsako adat seperti Sri Sultan Hamengkubuwono X, Megawati, Soesilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, Zulkifli Nurdin, Alex Nurdin, Syahrial Oesman, Anwar Nasution, dan Syamsul Maarif. dll

Muhammad Daffa Imran, Anak Minang Jadi Kapten Real Madrid U15


Kabar mengejutkan datang dari Muhammad Daffa Imran. Ya, bocah Indonesia ini ternyata dipercaya menjadi kapten Real Madrid U15, tim junior dari klub raksasa Eropa dan dunia asal Spanyol. Jebolan anak didik SMA 8 Bekasi berdarah Minang yang lahir di Padang pada 18 Agustus 1999 itu hanya memerlukan waktu setahun untuk meraih jabatan sebagai kapten di akademi Real Madrid U15.
Berposisi sebagai gelandang bertahan, Muhammad Daffa Imran mengikuti seleksi di Real Madrid pada tahun 2014 dan lalu diterima di klub seteru abadi Barcelona itu. Setahun kemudian, putera ketiga dari pasangan Zuchli Imran Putra dan Nurhaidah yang menguasai lima bahasa asing ini langsung dipercaya menjadi kapten di tim El Real junior.
Pelatih Real Madrid U-15 Carlos Corral Martin dalam keterangan resminya mengatakan bahwa pemain asal Indonesia yang juga jebolan Imran Soccer Academy (ISA) itu selain memiliki skill teknis yang mumpuni sebagai pemain inti, Daffa juga punya kelebihan non teknis dari teman lainnya. 
”Daffa bisa menguasai 5 bahasa, itu sangat bermanfaat untuk tim kami,”ujar Carlos. Kelima bahasa yang dikuasai Daffa adalah Jerman, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Perancis. Dengan kelebihan non teknis tersebut, maka Daffa dipercaya untuk terus menjadi pemimpin teman-temanya agar semua pesan jajaran pelatih dapat diserap oleh pemain dengan baik. 
”Karena pelatihnya hanya bisa bahasa Spanyol, jadi perintah tak-tik dia selalu saya sampaikan ke teman-teman di lapangan, saya harus bermain keras juga berusaha berfikir lebih keras juga,” kata Daffa lewat pesan blackberry massengernya. Daffa merupakan anak belia yang dinobatkan sebagai kapten Tim Real Madrid u-15. Saat ini Daffa masih mengenyam pendidikan di negri matador itu.

Muhammad Daffa Imran juga merupakan salah satu pemain yang turut mengantarkan Timnas Indonesia U13 sebagai runner-up ajang Yamaha Cup 2011 di Thailand, juga ikut memperkuat tim asal Indonesia di final dunia Danone Cup 2011 yang digelar Stadion Santiago Bernabeu, markas Real Madrid.
Tahun 2012, Muhammad Daffa Imran bergabung dengan ISA (Imran Soccer Academy) dan membawa klub tersebut menjadi juara kedua Kanga Cup di Australia. Setahun berselang, ia terpilih dalam ajang pencarian bakat Club de meteeoor Amsterdam di Belanda. Namun, Daffa justru memilih mengikuti seleksi di Real Madrid U15 dan akhirnya diterima, bahkan kini dipercaya menyandang ban kapten.
Daffa Imran mulai mengenal sepakbola sejak berusia 10 tahun. Kemampuannya mengolah bola bermula di MS Futsal, terus kemudian berlatih di SSB MBSS dengan Inyong Lolombulan sebagai pelatihnya. Saat Imran Soccer Academy (ISA) berdiri pada tanggal 1 Januari 2012, Daffa pun semakin terasah keterampilan mengolah bolanya di Akademi tersebut.
Ia juga memiliki karakteristik menonjol yaitu lincah, kuat ,tangkas dan berdaya jelajah tinggi dalam menggiring bola. Tenaga Daffa yang kala itu sebagai gelandang juga sangat kuat. Dengan tubuhnya yang tinggi (175 cm) diusia 15 tahun, Daffa bisa menjelajahi lapangan sepakbola seluas itu berkali-kali tanpa lelah.