4 Jun 2013

Dadiah, Yogurt Tradisional Minangkabau



Dadiah merupakan makanan tradisional Minangkabau. Dadiah dibuat daripada susu kerbau seperti yoghurt yang diperam dalam bekas buluh yang tertutup (atau ditutup dengan daun pisang). Dadiah sering kali dimakan untuk sarapan pagi, kadangkala dimakan dengan ampiang (beras krispies traditional) dan gula enau. Dadiah juga sedap dimakan dengan nasi panas dan sambal.

Dadiah merupakan salah satu jenis yugurt tradisional yang ada di dunia. Merunut kepada sejarah, Sudir­man menyebutkan, bahwa dadiah yang merupakan hasil fermentasi susu kerbau murni itu, sudah ada sejak zaman dahu­lunya. Dadiah yang melewati proses fer­mentasi sebelum akhirnya disajikan dalam bentuk yogurt itu, dahulunya menjadi makanan favorit sebagai pengganti lauk atau sambal untuk makanan utama (nasi) bagi masyarakat luhak (pusat minangkabau). Bahkan oleh sebagian orang tua-tua di zaman saisuak, dadiah juga kerap dijadikan sebagai parabuang alias makanan ringan pengganti agar-agar, yang disantap bersama potongan cabe muda.
Dari segi bahasa, kata "dadiah" memiliki kemiripan dengan dudh, bahasa dari etnis Sindhi (India dan Pakistan). Sementara itu, kebiasaan orang Persia memakan susu fermentasi dengan bawang merah dan mentimun, mirip dengan kebiasaan memakan dadih yang dilakukan oleh orang Minangkabau pada masa dahulu.
Pada zaman sekarang, Dadiah biasanya dikonsumsi sebagai sarapan pagi, dicampur dengan emping/ampiang (sejenis kerupuk dari nasi) dan gula merah. Dadiah dapat juga dijadikan sebagai lauk pendamping nasi. Dadiah sekarang juga telah dikembangkan dengan berbagai rasa seperti , jagung, strawberi, kelapa vanila, milo, dan coklat atau dicampur dengan eskrim.
Cara Pembuatan Dadiah
Dadiah difermentasi di dalam wadah dari bambu yang ditutup dengan daun pisang (Musa sp.) atau daun waru (Hibiscus tiliaceus) yang telah dilayukan di atas api. Proses fermentasi dilakukan dalam suhu ruangan dan berlangsung hingga terjadi penggumpalan sekitar 2 sampai 3 hari di dalam tabung bambu dengan ukuran penyajian yang bervariasi, mulai dari 15 hingga 20 centi meter. Sedangkan untuk ketahanan jelang memasuki masa kedaluwarsa, dadiah masih layak dan sehat untuk dikonsumsi sampai rentang waktu satu minggu sejak mulai difer­mentasikan.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa dadiah mengandung bakteri baik yaitu asam laktat (Lactobacillus casei) yang potensial sebagai probiotik. Asam laktat di dalam dadih berperan dalam pembentukan tekstur dan cita rasa. Bakteri asam laktat dan produk turunannya mampu mencegah timbulnya berbagai penyakit seperti mencegah enterik bakteri patogen, menurunkan kadar kolesterol di dalam darah, mencegah kanker usus, anti mutagen, anti karsinogenik, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, dadih diduga efektif sebagai antivaginitis. 
Khasiat Dadiah Bagi Tubuh

Berdasarkan keyakinan turun temurun, dadiah dipercaya berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol, memacu kese­hatan dan cara kerja jantung, serta makanan yang baik untuk menam­bah stamina dan daya tahan tubuh. Bahkan sebagian informasi yang berkembang, dadiah juga diyakini berkhasiat untuk menam­bah vitalitas dan gairah seksual kaum pria.
Namun demikian, dadiah yang jika dikonsumsi secara berlebihan dari takaran standar antara 1 sampai 2 kali dalam 5 hari, juga dikhawatirkan akan mengakibatkan si konsumen rentan terserang hypertensi dan tekanan darah tinggi.
Di Sumatera Barat, Dadiah bisa kita jumpai di Bukittinggi, Padang Panjang dan Padang. Meski meru­pakan produk kuliner khas urang awak, namun pesona ampiang dadiah sudah memancar ke luar Pulau Sumatera, bahkan hingga ke mancanegara.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar