rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Destar "Dandam tak sudah" Mahkota Raja


Destar/Deta Dandam tak sudah (Minang) Tengkolok/solek Dendam tak sudah (Negeri Sembilan) adalah mahkota khusus yang dipakai oleh Raja di Minangkabau, yang mana deta ini dipasang pada bagian kepala seorang raja.

Deta ini telah dipakai oleh raja-raja di daerah minangkabau semenjak dahulu kala, mulai dari Raja Pagaruyung di Tanah Datar hingga Sultan kesultanan inderapura di Pesisir Selatan Sumatera Barat. 

Sultan Alam Bagagar Syah (Yang Dipertuan Pagaruyung)

Sedangkan menurut cerita lisan oleh masyarakat Negeri Sembilan Malaysia, orang pertama memakai Deta Dandam tak sudah adalah Tuk Memperang Abdullah yang merupakan seorang pegawai 99 Istana suku Tanah Datar, Kampung Sawah Liat Seri Menanti.
Pakaian Tradisioanal Negeri Sembilan Malaysia
Dalam penggunaannya deta ini lebih populer di Negeri Sembilan daripada di Sumatera Barat sendiri. Di Negeri Sembilan deta ini sudah merupakan pakaian adat, bahkan deta ini dipakai oleh rakyat biasa seperti dalam busana pengantin dan dipakai juga dalam acara-acara besaar dengan syarat pemakaiannya disertakan dengan pakaian/baju kurung.
Pasangan Muda Mudi di Negeri Sembilan
Sementara di Minangkabau deta ini hanya di pakai oleh Raja. Datuk/Penghulu tidak memakai deta ini, begitupun marapulai/ pengantin pria tidak memakai deta ini dalam acara baralek. Pengantin pria juga tidak diperkenankan memakai pakaian datuk atau penghulu atau sebaliknya, karena dianggap melanggar peraturan adat. Semua sudah ada aturan pemakaian deta-nya.
Yang Dipetuan Rajo Alam Pagaruyung dan Permaisuri
Gambar Tuanku Abdul Rahman yang menjadi Yang Di-Pertuan Agong pertama pada tahun 1957 keturunan Minang Negeri Sembilan dalam busananya mengenakan deta dandam tak sudah dalam pecahan 50 Ringgit.

Khusus untuk raja di Malaysia di bahagian hadapan deta ini dipasangkan anak bulan dengan bintang pecahempat belas yang diperbuat daripada emas putih dan ditengah-tengah bintang terletak lambang Kerajaan Malaysia yang berwarna-warni.
Pasangan Pengantin di Negeri Sembilan Malaysia, di mana mempelai pria juga mempergunakan deta dandam tak sudah. 


Sumber:
© Utusan Melayu (M) Bhd  

http://ms.wikipedia.org/wiki/Tengkolok




Mengenal Songket Minangkabau



Anda pasti sudah sering mendengar kata songket. Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.
Kain mewah satu ini kepopulerannya tidak kalah dengan batik. Di pulau Sumatera pusat kerajinan songket yang termahsyur dan unggul adalah di daerah Pandai Sikek dan Silungkang, (Minangkabau, Sumatera Barat)  serta di Palembang, Sumatera Selatan.
Sejarah songket Minangkabau
Kata songket sendiri sebenarnya berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti “mengait” atau “mencungkil”. Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya, mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.
 
Perempuan Minang yang tengah menenun songket sekitar tahun 1900
Sedangkan sejarah dari songket Minangkabau sendiri berasal dari kerajaan Sriwijaya yang kemudian dikembangkan melalui kerajaan Melayu sampai akhirnya masuk ke ranah Minang. Songket ini tercipta sebagai alat ekspresi karena orang-orang Minang pada jaman dahulu tidak bisa menulis dan akhirnya mereka pun mengekspresikan perasaan mereka ke dalam songket sehingga masing-masing songket punya arti dan makna yang berbeda-beda.

Songket Pandai Sikek
Kalau menyebut Pandai Sikek, tentu ingat songket. Pandai Sikek sudah identik dengan songket. Orang Pandai Sikek sendiri tidak menyebutnya songket tetapi tenun, sebab yang dimaksud adalah benang katun dan benang mas yang ditenun dengan tangan, diatas alat yang bernama panta sehingga menjadi kain, kain balapak atau kain bacatua yang dipakai pai baralek, yaitu pada pesta perkawinan.
 
Songket pandai sikek
Bagi orang Minangkabau, yang menyebut diri mereka sebagai orang yang beradat, kain tenun adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari upacara-upacara adat istiadat, mulai dari yang dipakai sebagai sarung dan selendang, sebagai tingkuluk dan tokah bagi perempuan, dan sebagai sisamping, salempang dan cawek bajambua bagi laki-laki.

Kain tenun juga diberikan sebagai tando pada upacara adat pertunagan dan pada waktu kusuik ka disalasaikan-karuah ka dipajaniah. Selain itu kain-kain tenun yang menjadi koleksi suatu kaum akan dipajang pada seutas tali yang direntangkan diantara tiang-tiang utama rumah yang baru melaksanakan upacara batagak rumah gadang.

Kita bisa menemukan gambar penenun songket silungkang sedang menenun songket di pecahan 5.000 rupiah sebagai bentuk penghargaan pemerintah kepada penenun di minangkabau.

Songket Silungkang
Tenunan Silungkang mempunyai kelebihan pada motif. Keistimewaan lain terdapat pada ragamnya. Ada songket ikat, songket batabua, penuh, benang dua, dan songket selendang lebar. Keunikan itulah yang membuat songket Silungkang diminati pembeli dari Malaysia dan Singapura.
 
songket silungkang liris ungu hitam elegan
Dewasa ini pengrajin tenun Songket Silungkang tidak hanya memproduksi satu jenis songket tertentu, seperti sarung dan atau kain saja. Akan tetapi, sudah merambah ke produk jenis lain, seperti: gambar dinding, taplak meja, permadani bergambar, baju wanita, sprey, baju kursi, bantal permadani, selendang, serber, kain lap dapur, sapu tangan, bahan kemeja (“hemd”), tussor (bahan tenun diagonal), dan taplak meja polos.

Motif-motif songket Minangkabau
Songket Minangkabau adalah salah satu bentuk senirupa tradisional yang unik. Seni-tenun ini cukup rumit dan membutuhkan ketelitian serta ketekunan dalam proses penenunannya. Selain itu, ragam-hias atau motif songket Minangkabau tidak hanya sekadar hiasan atau ornamen. Motif atau ragam-hias songket Minangkabau masing-masing memiliki nama dan makna yaitu tentang perjalanan kebudayaan dan masyarakat Minangkabau. Motif-motif songket Minangkabau ditampilkan dengan wujud simbol-simbol alam terutama tumbuhan yang kaya makna tersurat dan tersirat.

Beberapa motif songket Minangkabau beserta arti filosofisnya :
1. Motif kaluak paku (pakis), menyiratkan bahwa pentingnya bersikap introspeksi karena pucuk paku bergelung ke dalam terlebih dulu baru keluar.
2. Motif pucuak rabuang (bambu), menyiratkan bahwa bambu selalu bisa dimanfaatkan dari muda sampai tua. Dari rebung untuk dimakan sampai bambu untuk kerajinan. Dan, makna tersirat juga dapat dilihat bahwa semakin tua dan berpengalaman orang Minang hendaknya semakin merunduk.
3. Motif bungo antimun (mentimun), yang mana mentimun selalu dapat dimanfaatkan. Selain dapat dimakan mentimun juga berguna untuk perawatan kecantikan. Dari cara tumbuhnya yang menjalar dan selalu melekatkan akarnya ke penopang seruas demi seruas, makna tersuratnya menurut Abdul Hamid Dt. Rangkayo Sati adalah melakukan sesuatu haruslah secara sistematis dan mengakar. Atau, jika beragumentasi harus jelas dan dengan dalil yang kuat.
4. Motif bijo (biji bayam), yang mana tanaman bayam mudah tumbuh di mana saja. Jika sudah tua bijinya yang halus dan ringan mudah menyebar. Ini diumpamakan bahwa seorang berilmu memberikan ilmu dengan ikhlas dan menerima imbalan juga dengan ikhlas. Dalam budaya Minangkabau, murid biasanya mengisi cupak nan tangah (mengisi tempat beras di rumah gurunya) sesuai kemampuannya.
5. Motif ilalang rabah (rebah), yang artinya ilalang yang rebah jangan diinjak dengan sembrono. Sebab, akarnya yang merentang tersembunyi bisa menjadi ranjau yang dapat menjatuhkan. Artinya, kewaspadaan, kehati-hatian, dan kecermatan seorang pemimpin adalah hal yang utama. Kekuasaan harus bersifat arif agar tidak terjadi kesewenang-wenangan. Tidak selamanya orang lemah menyerah pada penindasan. Bahkan, akar rumput pun bisa menjelma kuat hingga meruntuhkan kezaliman.


Sumber:

id.wikipedia.org/wiki/Songket
kriyalea.com/sekilas-tentang-songket-minangkabau
songketsilungkang.com
songketpandaisikek.com