Maiyar (56th), pemimpin koki Pagaruyung dan timnya terbiasa memasak
makanan untuk jamuan makan besar dengan tetamu VVIP yang bertandang ke
Pagaruyung, seperti Presiden Megawati Soekarnoputri, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, Sultan Hamengku Buwono X, Raja Negeri Sembilan, Wakil
Presiden Jusuf Kalla, sejumlah menteri, pejabat daerah, cendekia,
musisi, dan penyanyi tenar.
Maiyar bercerita, kalau makanan
yang dihidangkan untuk pejabat tinggi negara biasanya diperiksa dulu
oleh pasukan keamanan. ”Makanannya ditaruh sikit di mesin seperti
periksa darah saja. Lalu, mereka coba sendiri makanannya. Nanti, sewaktu
mau pulang, petugas keamanannya minta dibungkuskan rendang dan
sarikayo. Boleh, asal sikit saja biar yang lain juga dapat,” kata
Maiyar.
Rendang belut yang dimasak para koki Istana Silinduang
Bulan itu adalah salah satu lauk pelengkap dalam jamuan makan resmi yang
diadakan Kerajaan Pagaruyung. Lauk utamanya adalah rendang daging sapi/
kerbau. ”Rendang daging itu yang utama dan harus ada,” ujar Rhauda,
ahli waris takhta Pagaruyung.
Lauk pelengkap lainnya adalah
sambal lado, pangek ikan, gulai kuning, perkedel, jariang (jengkol) yang
dimasak dengan ikan bilih, dan sambal petai-cabai hijau. ”Pejabat yang
diundang makan banyak juga yang suka jariang,” kata Maiyar.
Kemampuan memasak para koki Silinduang Bulan, kata Rhauda, tidak perlu
diragukan lagi. Mereka pernah menyiapkan makanan untuk 500 orang ketika
Silinduang Bulan kedatangan seorang pejabat partai. Kata Maiyar, saat
itu 30 juru masak bekerja dengan tungku kayu bakar berderet-deret.
Para koki Istana Silinduang Bulan adalah bagian dari jejak Kerajaan
Pagaruyung yang berdiri abad ke-14. Kerajaan Pagaruyung merupakan
kerajaan besar yang mencakup wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang Nurmatias menyebutkan,
terdapat 75 wilayah kerajaan yang menginduk atau berhubungan dengan
Pagaruyung, baik di Nusantara maupun luar negeri. Kerajaan Pagaruyung
menjadi pemersatu bagi nagari-nagari yang memiliki sistem politik
otonom.
Berpadu dengan kultur Melayu yang kaya perhelatan mulai
dari perayaan siklus hidup, pengangkatan pejabat adat, hingga sejumlah
hari raya keagamaan, selalu disertai dengan jamuan makan. Untuk
kepentingan itu, di kerajaan ada orang-orang khusus dalam struktur
kekuasaan yang menjamin sajian lezat terhidang.
”Zaman dulu,
dalam struktur rumah tangga istana ada Kambang Salayan Awan Nan Bamego
yang ahli masak dan mengatur menu makanan di istana,” ujar Raudha.
Peran itu kini diemban Maiyar selaku keturunan ahli masak Kerajaan
Pagaruyung. Dia dan juru masak lainnya diwarisi para leluhurnya ”rahasia
kelezatan” masakan Istana Silinduang Bulan. Resep-resep masakan di
Istana itu diturunkan tanpa catatan sehingga semuanya harus diingat
dalam ingatan.
Maiyar belajar memasak dari ibunya sejak usia
enam tahun. Masakan yang pertama-tama dipelajari adalah rendang daging.
”Kalau tidak bisa masak rendang, kita tidak dianggap perempuan Minang.
Masakan lain yang dipelajari adalah gulai jariang longkang (jengkol yang
mulai bertunas), kalio ayam, ikan goreng, aneka sambal, sayur, dan
kue,” tutur Maiyar.
Setiap kali Istana Silinduang Bulan
menggelar perhelatan, Maiyar dan pasukannya itulah yang menyiapkan
masakan. Kalau tugas itu diberikan kepada orang lain, mereka bisa marah.
Pasalnya, memasak untuk istana adalah sebuah kehormatan
kuliner.kompas.com