Adalah Kota Sawahlunto salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini, dikelilingi oleh 3 kabupaten di Sumatera Barat, yaitu kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 kecamatan dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa. Pada masa pemerintah Hindia-Belanda, kota Sawalunto dikenal sebagai kota tambang batu bara. Kota ini sempat mati, setelah penambangan batu bara dihentikan.
Saat ini kota Sawahlunto berkembang menjadi kota wisata tua yang multi etnik, sehingga menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia. Di kota yang didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Sebagian telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat dalam rangka mendorong pariwisata dan mencanangkan Sawahlunto menjadi "Kota Wisata Tambang yang Berbudaya".
Nuansa kota ini disebut-sebut mirip Belanda, senhingga kota ini mendapat julukan “Belanda kecil di Indonesia” karena hampir semua bangunannya masih mempertahankan arsitektur Belanda. Suasana Belanda dipertahankan karena hingga pada 1990an, masih ada ratusan warga keturunan Belanda yang tinggal di kota ini. Pemerintah Kota Sawahlunto juga sedang memproses usulan agar kota ini masuk World Heritage Cities Programme UNESCO sebagai kota tambang batu bara bersejarah.
Ada puluhan bangunan bersejarah peninggalan Kolonial Belanda di kota Sawah Lunto, semuanya terawat. Gedung ruang pertemuan di masa lalu yang dibangun pada 1910 dengan nama ‘Gluck Auf’, tempat para pejabat Kolonial menari dan menyanyi, kini menjadi Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Ada kafe di sampingnya yang setiap hari melayani aneka makanan khas setempat.
Dalam kota Sawahlunto terdapat tiga museum yang dapat menggambarkan suasana kota tambang zaman kolonial Belanda. Ketiganya adalah Museum Lubang Tambang Mbah Suro, Museum Goedang Ransoem dan Museum Kereta Api.
Museum Lubang Tambang Batubara Mbak Soero (Mbah Soero Tunnel) terletak di jantung kota, Lubang Tambang Mbah Soero baru dibuka untuk umum 23 April 2008. Dulunya ini adalah bekas terowongan tambang tua batu bara sejak zaman “emas hitam” Sawahlunto ditemukan W. H. Van Greve, seorang geolog Belanda pada 1868 dengan perkiraan deposit 200 juta ton.
Daerah bekas penambangan dibuka untuk wisata olahraga air, seperti jet ski, banana boat, dan sepeda dayung. Sementara, bangunan tua yang telah dipugar dijadikan Museum Tambang, Gudang Ransum, dan Museum Kereta Api. Letaknya yang berada di atas bukit barisan, membuatnya menjadi daya tarik tersendiri.
Namun, arsitektur Belanda bukanlah satu-satunya yang menarik di Sawahlunto, ada waterboom, taman wisata, dan tempat-tempat wisata lain yang semuanya berbasis pada heritage. Di Sawahlunto pun kini telah ada teater 4dimensi dan akan segera dibangun kereta gantung. Di sudut-sudut jalan raya terdapat bangku taman untuk beristirahat menikmati kota.
Pada Desember setiap tahunnya, di Sawahlunto diadakan International Music Festival. Sebuah pertunjukan musik etnis daerah dari musisi tujuh negara dan lima benua. Di antaranya Australia, Meksiko, Korea Selatan, Belgia, Uzbekistan, Kamerun, dan Taiwan. Pada tahun ini, International Music Festival akan diselenggarakan pada 2-5 Desember 2012.
Sumber :
OkeZone.com
sawahluntokota.go.id
Wikipedia.com